Senin, 15 September 2008

Hibah Bersaing - DIKTI 2006/2007: Teknolog Daur Ulang Air Limbah Batik, Solusi Inovatif untuk Mengatasi Kelangkaan Air di Sragen


Pewarna batik.


Air limbah dari proses pencucian batik.


Air limbah batik yang dibuang langsung tanpa diproses terlebih dahulu.


Sawah yang tercemar air limbah batik.


Pilot project Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) untuk mendaur ulang air limbah batik.

Batik merupakan salah satu produk yang mendukung perekonomian di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Kabupaten Sragen merupakan sentra produksi batik urutan ke-3 di Jawa Tengah, yang sekitar 32% dari Pendapatan Daerah Kabupaten Sragen merupakan hasil kontribusi industri kerajinan batik. Industri batik di Sragen merupakan industri rumahan berskala mikro-kecil, berbasis sistem putting-out. Industri ini digerakkan oleh kira-kira 5.000 pekerja rumahan (PR) yang sebagian besar adalah perempuan di 2 sub-sentrum batik yang terbagi di Kecamatan Plupuh dan Masaran. Industri batik di Sragen menghadapi permasalahan lingkungan yaitu:
(1) kelangkaan air pada musim kemarau;
(2) pencemaran lingkungan oleh limbah industri tersebut.

Untuk menjawab persoalan tersebut, Pusat Penelitian dan Studi Gender - Universitas Kristen Satya Wacana (PPSG-UKSW) bekerjasama dengan Program Hibah Bersaing Dikti - Mendiknas 2006/2007 melakukan riset-aksi yang bertujuan untuk:
(1) menguji penerapan teknologi daur ulang air limbah industri batik, yang merupakan suatu kombinasi teknologi pengolahan air limbah dengan teknologi pemurni air, dengan menciptakan suatu prototipe, untuk mengupayakan penyediaan air bagi industri batik di Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen; dan
(2) mengimplementasikan prototipe teknologi tersebut dalam bentuk simulasi (skala demplot) dalam rangka introduksi inovasi-teknologi tersebut kepada industri batik di Sragen dengan berbasis pada perspektif gender.

Penelitian dilaksanakan di IKM Batik Wahyu Tiga Jaya, di Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen. IKM Batik Wahyu Tiga Jaya merupakan salah satu IKM yang dibina oleh Pusat Penelitian dan Studi Gender – Universitas Kristen Satya Wacana, dan telah diprioritaskan sebagai salah satu IKM yang produknya diupayakan untuk menjawab kebutuhan batik di pasar internasional.

Berkaitan dengan produk ramah lingkungan, yang menjadi tuntutan pasar internasional, pengolahan limbah menjadi aspek yang perlu diperhatikan. Oleh sebab itu, pengolahan limbah diharapkan dapat menjawab tuntutan tersebut untuk meningkatkan potensi batik Sragen di kancah internasional. Penelitian ini melibatkan 2 aspek, yaitu aspek eksperimentasi teknologi dan aspek sosial (terbatas). Pengujian teknologi daur ulang air limbah batik dilakukan dengan menggunakan perpaduan sistem anaerobik-aerobik, sedangkan penelitian sosial dilakukan dengan metode partisipasif riset aksi.

Hasil penelitian eksperimental menunjukkan bahwa air limbah IKM Wahyu Tiga Jaya dapat diolah. Selama 38 hari pengolahan, kadar warna, kekeruhan, alkalinitas, pH, amonium, dan sulfat pada air limbah batik menurun. Meskipun demikian, alkalinitas air limbah batik masih cukup tinggi sehingga optimalisasi proses perlu diupayakan. Melalui optimalisasi pengolahan, kualitas efluen diharapkan dapat meningkat. Capaian penelitian aspek sosial tahun I adalah pemetaan karakteristik, masalah dan kebutuhan pengrajin sasaran. Berdasarkan hasil pemetaan tersebut dirancang program capacity building berperspektif gender untuk mendukung implementasi prototipe teknologi daur ulang air limbah batik. Program tersebut dalam bentuk simulasi (skala demplot) untuk introduksi inovasi-teknologi tersebut kepada kelompok sasaran.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi industri batik Sragen, teristimewa IKM Batik Wahyu Tiga Jaya, untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan dan kekurangan air. Demikian pula, pengolahan air limbah diharapkan dapat menjadi kontribusi bagi IKM Batik Wahyu Tiga Jaya tersebut dalam meningkatkan kualitasnya sebagai salah satu industri batik yang ramah lingkungan, untuk menjawab tuntutan pasar internasional.


Batik is a product that supports the economics of Sragen District, Central Java. Sragen district is the third batik production centre of Central Java. It was estimated that 32% of Sragen’s regional income is contributed by batik craft industry. Batik industry in Sragen is categorised as a micro-small industry based on putting-out system. This industry employs 5.000 homeworkers in approximate, and most of them are women, in two batik sub-centre in Plupuh and Masaran sub-district. Batik industry in Sragen faces environmental problems i.e.
(1) water scarcity at dry season; and
(2) environmental pollution caused by the waste water of the industry.

To solve the problem, Center for Gender Research and Studies - Satya Wacana Christian University (CGRS-SWCU), in cooperation with Competition Grant Program of DIKTI - Ministry of National Education, in 2006/2007 carried out an action-research that is aimed to:
(1) study the implementation of technology of the batik waste water recycling that is a combination of waste water treatment and water purifying technology. We made a prototype of this technology, to strive for providing clean water for batik industry in Pilang Village, Masaran sub-district, Sragen; and
(2) we implemented this prototype by simulation (scale up) to introduce this innovation-technology to the batik industry in Sragen, based on gender perspective.

This action research was carried out at IKM Wahyu Tiga Jaya, in Pilang Village, Masaran sub-district, Sragen. This enterprise has been assisted by the Center for Gender Research and Studies – Satya Wacana Christian University since 2004, and its products were promoted to penetrate international market through Fair Trade.

Regard on the environmental-friendly products required by international market, this batik wastewater treatment becomes an important aspect. For the reason, we hope this batik wastewater treatment could meet that requirement, to increase the potency of the Sragen batik in the international market. This action-research involved 2 aspects, i.e. technology experimentation and social (limited) aspects.

The study of the batik waste water technology used a combination of anaerobic-aerobic system, while the social research used participatory action-research method. The results of this experimental research showed that the batik waste water in IKM Wahyu Tiga Jaya could be treated. During 38 days, color concentration, turbidity, alkalinity, and pH of batik waste water were decreased. However, the waste water’s alkalinity was still in high concentration. Hence, process optimalization is needed to improve the quality of effluent.
The output of the social research in 2007 was a mapping of the beneficiaries’ characterictics, their problems and needs. Based on the results, we designed a gender sensitive capacity building program, to support the implementation of this prototype of wastewater treatment technology. This program is in the form of simulation (scale-up) to introduce this innovation-technology to the beneficiary.

We hope these research results could contribute to the batik Sragen industry, especially IKM Wahyu Tiga Jaya, to solve environmental pollution and water scarcity problems. Moreover, this wastewater treatment could support this enterprise to improve its performance quality, as an environmental-friendly industry, to meet the international market requirement.

Action Research Team:
Dr. Augustinus Ign. Kristijanto, M.S.
Widhi Handayani, M.Si.
Purwanti Asih Anna Levi, S.S.
Aryanto, S.Si.

Tidak ada komentar: