Senin, 15 September 2008

RAPID-DIKTI 2004/2005: Transformasi Sistem "Putting-Out" untuk Meningkatkan Kinerja UKM dan Pekerja Rumahan Industri Batik & Konveksi di Jateng


Kegiatan pelatihan membuat batik dengan teknik sablon.


Kegiatan membuat batik tulis.


Kegiatan pelatihan membuat batik dengan teknik tolet/lukis.

Industri Kecil-Menengah berbasis sistem “putting-out” dan Pengrajin Rumahan Batik dan Konveksi/garment batik terbelit dalam persoalan yang kompleks yang menyebabkan kinerja keduanya rendah, seperti tampak dalam antara lain: tidak mempunyai daya saing, produksi dan produktifitas rendah, kontinuitas usaha dan kontinuitas pekerjaan rendah, berpotensi terhadap persoalan ketenagakerjaan (home-worker tidak tercatat sebagai pekerja dan tidak dilindungi oleh Undang-Undang), penguasaan teknologi yang terbatas, issue gender, issue lingkungan berkaitan dengan ekolabel, penggunaan bahan kimia beresiko pada kesehatan, limbah zat warna, dan pencemaran lingkungan lainnya.

Hasil Riset Unggulan Terpadu VII pada 1999/2000 – 2002/2003 yang telah dilakukan dalam skala terbatas (pilot project) menunjukkan bahwa transformasi sistem “putting-out” dapat medorong kinerja Industri Kecil-Menengah dan Pekerja Rumahannya. Transformasi kinerja Industri Mikro-Kecil dan Home-workers difokuskan pada empat aspek yang menjadi titik lemahnya, yaitu:
(1) pemberdayaan sumberdaya manusia (pengusaha dan home-worker) untuk meningkatkan ketrampilan dalam mengelola dan menjaga kontinuitas usaha dan pekerjaan,
(2) pengembangan produk (intensifikasi dan diversifikasi) untuk meningkatkan daya saing,
(3) pengembangan sistem dan manajemen produksi dan pemasaran agar memungkinkan terjadinya nilai tambah, efisiensi, kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan menjaga ketepatan waktu, dan
(4) Penguatan kelompok dan advokasi untuk meningkatkan daya tawar dalam jaringan bisnis dan membangun jaminan sosial informal yang berkelanjutan.

Model transformasi memakai pendekatan sistem yang menekankan dinamika kelompok dengan memakai metode partisipatif riset aksi. Pengusaha dan home-workers serta keluarganya dilihat sebagai satu sistem produksi dalam jaringan bisnis yang luas. Terjadi perubahan hubungan transaksi yang strategis antara home-workers – industri sekaligus home-worker secara bersama dengan industri lainnya jaringan bisnis. Maka transformasi yang memberdayakan individu, memberdayakan kelompok, memberdayakan keluarga pekrja rumahan akan menciptakan sistem yang sinergis dan mendorong kinerja semua komponen dalam satu kesatuan produksi (industri – home-workers dan keluargannya).

Melalui program RAPID tahun 2004, berupa Pemberdayaan Industri Mikro – Kecil – Menengah batik dan garment batik yang menekankan kemampuan ketrampilan pada pengembangan produk yang menekankan jaminan kualitas, sesuai kebutuhan pasar dan penguatan kelompok dalam jaringan bisnis. Untuk itu, Bengkel Kerja sebagai wadah transfer teknologi pembatikan dan pewarnaan yang sesuai selera pasar dan ramah lingkungan menjadi salah satu kebutuhan yang perlu mendapat perhatian dan dukungan, khususnya pada tingkat industri mikro dan home-workers. Terintegrasi dengan adanya bengkel latihan, produksi bersama, dibutuhkan adanya integrasi sinergis dengan pengusaha menengah yang telah memiliki pasar yang luas (export). Melalui program ini ada integrasi kegiatan yang berkesinambungan mulai transfer teknologi, produksi bersama, dan penjualan bersama.

Transformasi sistem pada tataran mikro (industri mikro dan home-workers) perlu diintegrasikan secara horizontal ke industri mikro-kecil dan home-workers dan secara vertikal ke industri menengah yang telah memiliki jaringan pemasaran yang luas. Integrasi horizontal dan vertikal dalam upaya meningkatkan jaminan mutu produk, kapasitas, kontinuitas, dan ketepatan waktu. Kinerja yang sinergis ini memungkinkan setiap pelaku dalam sistem memperoleh manfaat positif.

Tidak ada komentar: