Rabu, 23 Desember 2009

Peserta Didik PAUD Satya Parahita ikut Lomba PKK Kota Salatiga


Sebagian peserta didik dan pendidik PAUD Satya Parahita saat mewakili PKK Kelurahan Tegalrejo dalam lomba PKK tingkat Kota Salatiga.


Sebagian peserta didik PAUD Satya Parahita sedang memperagakan membuat APE dalam lomba PKK tingkat Kota Salatiga.


Florida Tawesi, pendidik PAUD Satya Parahita, bersama Hadyan Putra Mahatma, peserta didiknya.


Haiqal memunjukkan hasil karyanya berupa mobil-mobilan yang dibuat dari kardus bekas & rumah-rumahan dari stik es krim.


Ayudhea Vindy Fiorencia menunjukkan hasil karyanya berupa keranjang yang dibuat dari gelas Aqua bekas.


Ekklesia Rossy Eka Pangestu menunjukkan hasil karyanya berupa sepasang boneka yang dibuat dari kulit telur ayam.


Maria Elisa menunjukkan hasil karyanya berupa roncean.


Haiqal, Axcel, Zakki sedang bermain jungkat-jungkit, salah satu APE outdoor.


Rosa Sahanaya sedang membuat prakarya di kelas.


Dwi Esther Gaby sedang menggambar di kelas.


Axcel Subiyanto sedang menggambar di kelas.


Ayudhea Vindy Fiorencia sedang menggambar di kelas.


Ekklesia Rossy Eka Pangestu sedang menggambar di kelas.


Hadyan Putra Mahatma, dari kelas kecil.


Maria Elisa, dari kelas kecil.

Kamis, 03 Desember 2009

Profil PKBM Satya Parahita

Nama Lembaga : PKBM Satya Parahita
Alamat Lengkap: Jl. Sumatera No. 144 Salatiga 50733
No. Telp./Fax.: 0298-315404
HP : 08156555321
Nama Ketua : Ir. Arianti Ina Restiani Hunga, M.Si.
Tahun Berdiri : 2009
Akte Notaris/ Ijin Pendirian: SK Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Salatiga No. 421.9/1912
NPWP :02.253.482.0-505.000

Program Pendidikan/Pelatihan yang sudah/sedang dilaksanakan:

1.PAUD -Kelompok Bermain. Sasaran program: 32 anak usia 1,5 – 4 tahun. Periode: 2007 s.d. sekarang. Mitra: Pusat Penelitian dan Studi Gender – Universitas Kristen Satya Wacana (PPSG-UKSW), PESAT, PKK RW VII Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, Pondok Sang Timur, HIMPAUDI, Direktorat PAUD, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Pendidikan Kota Salatiga.

2.Bimbingan Belajar. Sasaran program: anak SD – SLTA dari keluarga miskin. Periode: 2008 s.d. sekarang. Mitra: Pusat Penelitian dan Studi Gender – Universitas Kristen Satya Wacana, Community Development Program – FBS UKSW, PKK Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, PKK RW VII Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga.

3.Kursus Bahasa Inggris. Sasaran program: calon TKI/TKW. Periode: 2008 s.d. sekarang. Mitra: Pusat Penelitian dan Studi Gender – Universitas Kristen Satya Wacana, Community Development Program – FBS UKSW, PKK Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.

4.Kursus Ketrampilan Menjahit. Sasaran program: Ibu Rumah Tangga yang ingin berwirausaha. Periode: 2008 s.d. sekarang. Mitra: Pusat Penelitian dan Studi Gender – Universitas Kristen Satya Wacana (PPSG-UKSW), Sawini Foundation dari Belanda, Mirota Batik Yogyakarta, Netherlands Senior Experts (PUM).

5.Kursus Ketrampilan Memasak & Manajemen Catering. Sasaran program: Ibu Rumah Tangga yang ingin berwirausaha. Periode: 2008 s.d. sekarang. Mitra: Pusat Penelitian dan Studi Gender – Universitas Kristen Satya Wacana (PPSG-UKSW), PKK RW VII Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga.

6.Kursus Ketrampilan Membuat Handicraft. Sasaran program: Ibu Rumah Tangga yang ingin berwirausaha dan orang tua murid PAUD. Periode: 2008 s.d. sekarang. Mitra: Pusat Penelitian dan Studi Gender – Universitas Kristen Satya Wacana (PPSG-UKSW).

7.Kursus Ketrampilan Pengelolaan Sampah. Sasaran program:Ibu2 & Bapak2 yang ingin berwirausaha dan orang tua murid PAUD. Periode: 2008 s.d. sekarang. Mitra: Pusat Penelitian dan Studi Gender – Universitas Kristen Satya Wacana (PPSG-UKSW), warga RW VII Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga.

8.Kursus Komputer. Sasaran program: Anak SD – SLTA dari keluarga miskin. Periode: 2008 s.d. sekarang. Mitra: Pusat Penelitian dan Studi Gender – Universitas Kristen Satya Wacana (PPSG-UKSW).

9.Taman Bacaan Masyarakat. Sasaran program: masyarakat umum. Dirintis 2009. Mitra: Pusat Penelitian dan Studi Gender – Universitas Kristen Satya Wacana (PPSG-UKSW).

10.Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG) – Peningkatan Kapasitas Ekonomi. Sasaran program: Keluarga yang berminat untuk wirausaha. Periode: 2008 s.d. sekarang. Mitra: Pusat Penelitian dan Studi Gender – Universitas Kristen Satya Wacana (PPSG-UKSW), Subdit Pendidikan Perempuan – Dikmas – Depdiknas, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Pendidikan Kota Salatiga.

11.Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG) – PAUD Berbasis Komunitas Berwawasan Gender. Sasaran program: orang tua murid PAUD. Periode 2009. Mitra: Pusat Penelitian dan Studi Gender – Universitas Kristen Satya Wacana (PPSG-UKSW), Subdit Pendidikan Perempuan – Dikmas – Depdiknas, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Pendidikan Kota Salatiga.

12.Koran Ibu Berbasis Komunitas. Sasaran program: Masyarakat Umum. Periode: 2009. Mitra: Pusat Penelitian dan Studi Gender – Universitas Kristen Satya Wacana (PPSG-UKSW), Subdit Pendidikan Perempuan – Dikmas – Depdiknas, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Pendidikan Kota Salatiga.

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI: “PAUD Berbasis Komunitas Berwawasan Gender”


Ketua Panitia seminar sedang menyampaikan laporan.


Bapak Ferdy Samuel Rondonuwu, S.Pd., M.Sc.,Ph.D., Pembantu Rektor V UKSW sedang memberikan sambutan sekaligus membuka acara.


Bapak Drs. Sukadi, Kabid PNF Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Salatiga, sedang memberi sambutan.


Bapak Joko Hartanto dari Dinas Pendidikan Provinsi Jateng sedang menyampaikan materi tentang kebijakan PAUD.


Ibu Ir. Nila Kusumaningtyas, ketua HIMPAUDI Jateng sedang menyampaikan materi tentang BCCT.


Ibu Silviana dari HIMPAUDI Jateng sedang menyampaikan materi pelatihan Alat Permainan Edukasi.


Ibu Arianti Ina R. Hunga, dari Pusat Penelitian dan Studi Gender - UKSW sedang menyampaikan materi tentang PAUD berwawasan gender.




Peserta sedang menyampaikan tanggapan.


Pameran Alat Permainan Edukasi (APE) oleh panitia seminar.



Pelatihan membuat Alat Permainan Edukasi (APE) dari bahan bekas.


Pelatihan membuat Alat Permainan Edukasi (APE) dari bahan bekas.


Pelatihan membuat Alat Permainan Edukasi (APE) dari bahan bekas.


Pelatihan membuat Alat Permainan Edukasi (APE) dari bahan bekas.


Pelatihan membuat Alat Permainan Edukasi (APE) dari bahan bekas.


Pelatihan membuat Alat Permainan Edukasi (APE) dari bahan bekas.


Pelatihan membuat Alat Permainan Edukasi (APE) dari bahan bekas.

Latar Belakang

Kekerasan terhadap anak (khususnya anak usia dini) yang terjadi dan semakin meningkat akhir-akhir ini menimbulkan keprihatinan berbagai pihak yang peduli terhadap pendidikan anak usia dini. Kekerasan bisa terjadi antara orang dewasa terhadap anak, antara anak dengan anak diberbagai tempat baik secara fisik maupun non fisik. Salah satu upaya untuk menekan tindak kekerasan ini adalah melalui pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak, termasuk dari aspek gender.

Data tahun 2001 (Diknas, 2003) terdapat 26.172.763 anak usia 0-6 tahun. Sebanyak 52% dari angka itu atau 13,5 juta berusia 0-3 tahun, dan sisanya 48% atau 12,6 juta berusia 3-6 tahun. Dari jumlah ini hanya 7.347.240 juta (28%) yang terlayani program pendidikan anak usia dini (PAUD). Artinya masih 18.825.523 (72%) yang belum terlayani/memperoleh PAUD. Program PAUD yang ada dalam masyarakat diselenggarakan dalam bentuk formal, non formal dan informal. Kontribusi pendidikan non formal masih sangat kecil dalam PAUD, hal ini tercatat hanya 0,06% PAUD dalam bentuk non formal seperti Kelompok Bermain (KB), RA (Rabbiatul), Penitipan Anak.

Rendahnya akses anak usia dini memperoleh pendidikan bisa terkait dengan, antara lain:
1) kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat (orang tua) terhadap pentingnya pendidikan anak usia dini,
2) terbatasnya lembaga penyelengara PAUD;
3) masih terbatasnya kualitas penyelengaraan PAUD; &
4) budaya masyarakat yang masih membedakan anak berdasarkan gender.

Sudah banyak kajian yang mengungkapkan pentingnya anak usia dini, salah satunya di bidang neuroscientis (Abdullah, 2003) menunjukkan; pertama, sekitar 50% kapabilitas kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak berumur 4 tahun, dan 80% telah terjadi ketika anak berumur 8 tahun dan mencapai titik kulminasi ketika anak berumur sekitar 18 tahun. Kedua, informasi awal yang diterima anak sejak usia dini cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dan perilaku anak sepajang hayat. Kedua temuan ini menunjukkan pentingnya pemberian stimulasi psiko-sosial/pendidikan terhadap anak usia dini sesuai kebutuhannya (termasuk gender) di samping pemenuhan aspek gizi dan kesehatan.

Untuk meningkatkan kualitas PAUD dibutuhkan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai degan kebutuhan anak usia dini. Salah satu metode yang dianggap tepat adalah metode BCCT. Metode ini sudah disosialisasikan dan didukung penerapannya oleh Depdiknas melalui Dirjen PAUD. Keberhasilan penerapan metode BCCT perlu didukung media belajar (APE) yang memadai.

Dalam kenyataannya, ada sekitar 60% dari 55.000 lembaga PAUD non formal di Indonesia belum memahami metode pembelajaran yang seharusnya diterapkan dan sisanya belum matang dalam pemahaman metode (Direktur PAUD Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, 2003).

Berdasarkan hal tersebut di atas maka dipandang perlu adanya seminar dan pelatihan bagi praktisi PAUD, orang tua, maupun masyarakat umum tentang pentingnya PAUD berbasis komunitas berwawasan gender. Selanjutnya penerapan metode BCCT, dan pembuatan media belajar (APE) yang murah dan ramah lingkungan sesuai dengan kebutuhan PAUD berbasis komunitas berwawasan gender.

Tujuan Seminar

* Membangun pemahaman tentang pentingnya PAUD berbasis komunitas yang berwawasan gender.
* Membangun komitmen masyarakat untuk mendukung PAUD berbasis komunitas yang berwawasan gender.
* Meningkatkan life skill tentang PAUD berbasis komunitas berwawasan gender melalui teknik BCCT.

Sasaran Program

* Pengajar PAUD
* Pemerhati PAUD
* Orang tua murid PAUD
* Mahasiswa yang tertarik pada PAUD atau yang menjadi calon pengajar PAUD

Output Lokakarya

* Terbangunnya pemahaman orang tua, masyarakat tentang pentingnya PAUD berbasis komunitas yang berwawasan gender.
* Terbangunnya komitment masyarakat untuk mendukung PAUD berbasis komunitas yang berwawasab gender.
* Peningkatan keterampilan menerapkan metoda BCCT dan media pembelajaran pendukung terealisasinya PAUD berbasis komunitas yang berwawasan gender.
* Peningkatan keterampilan membuat media belajar dari bahan daur ulang, ramah lingkungan, dan murah.

Bentuk Kegiatan: Seminar dan Pelatihan

Materi:

* Kebijakan PAUD nasional, regional, & lokal yang menjadi acuan realisasi PAUD berbasis komunitas dan berwawasan gender.
* Penerapan metode BCCT dalam PAUD berbasis komunitas dan berwawasan gender.
* Pembuatan media belajar (APE) dari bahan daur ulang, ramah lingkungan, dan murah untuk mendukung metode BCCT dalam PAUD berbasis komunitas dan berwawasan gender.
Pembicara Seminar
* Kebijakan PAUD — Direktorat PAUD Kementerian Pendidikan Nasional/Kadiknas Provinsi Jawa Tengah.
* PAUD Berbasis Komunitas Berwawasan Gender—HIMPAUDI Provinsi Jawa Tengah.
* BCCT & Media APE Pendukungnya — Praktisi PAUD dari HIMPAUDI Provinsi Jawa Tengah.
Pendidikan Anak dan Gender — Akademisi dari Pusat Penelitian & Studi Gender Universitas Kristen Satya Wacana.

Fasilitator Pelatihan

* Penerapan BCCT dalam PAUD berbasis komunitas berwawasan Gender — Praktisi PAUD dari HIMPAUDI Provinsi Jawa Tengah.
* Media APE pendukung Metode BCCT dalam PAUD berbasis komunitas berwawasan gender — * Praktisi PAUDdari HIMPAUDI Provinsi Jawa Tengah.

Waktu & Tempat

Tanggal : 5 Desember 2009
Jam : 08.00— 16.00 WIB
Tempat : Ruang E119, Gedung E Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro No. 52-60 Salatiga

Kontribusi Peserta: Rp. 50.000 per orang.

Fasilitas : Seminar kit, materi, snack, makan siang, sertifikat .

Jumlah Peserta : Jumlah peserta pelatihan dibatasi sebanyak 75 orang.

Pendaftaran

* PAUD Satya Parahita Jl. Tidore Tegalrejo, Salatiga. Setiap hari Senin, Rabu, Jumat jam 08.00-10.00. HP 081355366160 (Ida).
* Parahita Foundation. Jl. Sumatera 144-Magersari, Tegalrejo, Salatiga. Senin—Jumat Jam 14.00—16.00. Tlp (0298) 315404.
* Pusat Penelitian & Studi Gender—Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro No. 52-60 Salatiga. Senin-Jumat jam 08.00-16.00. Telp. 0298-7101020, HP 081326676835 (Asih), 08156555321(Ina).

Senin, 28 September 2009

Kajian Perempuan dalam Aktifitas Ekonomi Berbasis "Putting-Out System" (POS)

Krisis ekonomi yang berkepanjangan memberikan implikasi yang kompleks bagi keluarga khususnya perempuan. Dalam kondisi seperti ini, sektor informal menjadi “peluang” bagi perempuan untuk bisa memperoleh pendapatan. Industri Mikro-kecil-Menengah berbasis pada “Putting-Out” System (IMKM berbasis POS) menjadi salah satu peluang kerja bagi banyak perempuan sejak lama.

Namun demikian keberadaan mereka masih “tersembunyi”. Mereka belum diakui sehingga belum dicatat sebagai pekerja sebagaimana pekerja lainnya, belum banyak diungkap keberadannya, serta belum tersentuh program permberdayaan dan perlindungan sebagai pekerja. Untuk menyingkap “ketersembunyian” ini maka Pusat Penelitian dan Studi Gender – LPPM Universitas Kristen Satya Wacana bekerjasama dengan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan melakukan kajian dengan judul “Perempuan dalam Aktifitas Ekonomi Berbasis “Putting-Out” System (POS) yang difokuskan pada Kasus Pekerja Rumahan dalam Industri Mikro-Kecil-Menengah di Jawa Tengah. Terlaksananya penelitian ini juga atas dukungan beberapa Pusat Studi Wanita/Gender, yaitu: PSG Universitas Pekalongan, PSW Universitas Muria Kudus, dan PSG STAIN Pekalongan.

Mengacu pada situasi problematik ini, maka tujuan dari penelitian ini, antara lain:
a) memperoleh gambaran posisi dan peran industri mikro-kecil-menengah berbasis “putting-put” system dan home-based workers dalam aktifitas ekonomi masyarakat;
b) memperoleh gambaran kondisi Pekerja Rumahan (PeR) dan interaksi di dalamnya yang menjelaskan hubungan antara PeR, PeR dan anggota keluarganya, dan PeR dan pengusaha dalam IMKM berbasis POS; dan
c) memperoleh gambaran faktor-faktor penghambat yang dialami home-based workers dalam mendapatkan akses dan kontrol dalam program pemberdayaan dan perlindungan untuk mendukung eksistensinya.

Melalui kajian ini diharapkan dapat memberikan manfaat konkrit (praktis) bagi industri/pengrajin dan Pekerja Rumahan, lembaga pendamping industri dan home-woekrs, serta pemerintah yang relevan dengan subyek penelitian ini. Selain itu, diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dengan adanya berbagai temuan, metode, model dan teori yang terus dicari dan dikembangkan untuk mendukung perkembangan industri, khususnya industri berbasis “putting-out” system.

Hasil penelitian (awal) menunjukkan bahwa IMKM berbasis POS dan Pekerja Rumahan berperan strategis dalam perekonomian. IMKM berbasis POS mampu eksis karena berbasis pada Pekerja Rumahan atau memindahkan sebagian proses produksi pada Pekerja Rumahan. Namun demikian peran mereka (Pekerja Rumahan) mendukung IMKM berbasis POS justru dalam posisi dimarginalkan (dimiskinkan). Proses pemiskinan Pekerja Rumahan (khususnya perempuan) berakar pada “ideologi” gender.

Hasil kajian ini menunjukkan bahwa dibutuhkan kajian lebih jauh untuk bisa mendorong pengakuan terhadap Pekerja Rumahan serta perlindungan bagi mereka yang faktanya belum terakomodasi dalam UU Ketenagakerjaan.

Sasaran:
Pekerja rumahan perempuan di IMKM berbasis POS

Lokasi kegiatan:
IMKM berbasis POS di Kudus, Salatiga, Sragen, Klaten, Batang, dan Pekalongan

Waktu: 2008

Tim peneliti:
Arianti Ina R. Hunga
Purwanti Asih Anna Levi
Tundjung Mahatma

Kerjasama dengan: Pusat Studi Gender Universitas Pekalongan, Pusat Studi Gender Universitas Muria Kudus, Pusat Studi Gender STAIN Pekalongan

Kamis, 20 Agustus 2009

Hibah Bersaing - Dikti Tahun II: Teknologi Daur Ulang Air Limbah Batik


Pakaian batik siap pakai.


Proses desain batik.


Proses pembatikan.


Bahan pewarna batik.


Proses pewarnaan.


Air limbah batik sisa proses pewarnaan yang mengandung sisa lilin dan bahan pewarna.


Air limbah batik dibuang langsung ke selokan tanpa diolah terlebih dulu.


Air limbah batik mencemari persawahan.


Pilot project IPAL di sebuah industri mikro-kecil batik di Sragen.


Sistem aerob-unaerob.


Sistem aerob-anaerob.

Lokasi: Klaster batik Sragen

Waktu: 2009

Tim Riset Aksi:
Dr. Augustinus Ign. Kristijanto, M.S. (Aspek Kimia)
Widhi Handayani, M.Si. (Aspek Biologi)
Purwanti Asih Anna Levi, S.S. (Aspek Sosial)
Angen Basuki, S.Si. (Aspek Fisika)

Jumat, 14 Agustus 2009

Best Practice Pendidikan Pemilih & Kepemiluan di 8 Kabupaten/Kota






Ibu Sumi seorang anggota PKK, antusias mempertanyakan tentang penting perempuan dalam pemilu & bagaimana bisa menggiring suara perempuan.


Ibu Tumini menjadi salah satu yang meminta ikut simulasi pemilu. Ia sedang berusaha melakukan haknya memberikan suara. Ia menghabiskan kira-kira 7 menit didalam bilik suara.


Ibu solekah (berkaos hitam) seorang buruh batik. Usianya sekitar 40 tahun, mempunyai anak 10 orang, yang paling besar 22 tahun (sudah menikah) & paling kecil kelas 1 SD (7 tahun). Ia menjadi salah satu peserta yang meminta (menunjukan jari) untuk ikut simulasi. Ia ingin mempunyai pengalaman mencoba sebelum benar-benar memberikan suara pada tanggal 9 April 2009.


Ibu Marni adalah salah satu peserta yang sedang memberikan refleksi pribadinya atas proses pelatihan yang diterimanya. Ia salah satu peserta yang lugas memberikan pengalaman dan pendapatnya dalam pelatihannya.


Seorang Ibu (lansia) dan seorang perempuan muda sedang mencoba (simulasi) memberikan suara di bilik suara yang dibuat dari dos bekas air mineral. Ibu lansia membutuhkan waktu 6 menit dan Perempuan muda ini memburuhkan waktu 4 menit.


Dewi, adalah salah satu peserta yang diberi kesempatan oleh fasilitator memimpin diskusi dalam kelompok. Ia seorang kader PKK di salah satu desa di pinggiran kota. Dia bersama 2 orang temannya yang juga jadi peserta. Kedua temannya adalah buruh pabrik. Mereka sedang mendiskusikan persoalan dan kebutuhan perempuan di Kabupaten Kudus yang akan dijadikan agenda pembahasan dengan legistatif terpilih.


Ibu Siti (mengenakan baju hitam) adalah seorang pengamen di “jalanan”. Ia aktif bertanya dan tidak malu membagikan pengalaman hidupnya yang keras. Ia juga mau menyumbang lagu-lagu untuk mengisi sessi istirahat di tengah-tengah peserta yang kelihatan jenuh


Ibu Surti seorang pemulung. Ia menjadi salah satu peserta dalam pelatihan ini. Ia membawa 3 orang anaknya. Salah satu dalam gendongannya, satu orang sedang memegang bajunya, dan lainnya nampak duduk di bagian belakang. Ibu ini berdiri dibelakang karena anaknya rewel. Ia ingin mengikuti acara ini agar tahu bagaimana cara memberikan suaranya.

Tim Riset Aksi (Koalisi 4 lembaga):
* Arianti Ina R. Hunga (PPSG-UKSW - Penanggungjawab Program)
* Purwanti Asih Anna Levi (Parahita Foundation)
* Mila Karmilah (Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Cabang Jawa Tengah)
* Siti Malaiha Dewi (L@PPIS Kudus)
* Siti Munasifah (Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Cabang Jawa Tengah)
* Purwanti Kusumaningtyas (PPSG-UKSW)
* Mustika Kuri Prasela (PPSG-UKSW)
* Dhyah Ayu Retno W. (PPSG-UKSW)
* Yuliani (PPSG-UKSW)
* Wahyu K. Herlambang (PPSG-UKSW)
* Tundjung Mahatma (PPSG-UKSW)
* Florida I. Tawesi (PPSG-UKSW)
* Surono (PPSG-UKSW)
* Suharni (Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Cabang Boyolali
* Iin Arinta F. (Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Cabang Magelang
* Volunteers dari 4 lembaga koalisi & personal